Malang - Hari ini kami melaksanakan rekoleksi yang diadakan rutin setiap bulan. Tema yang diangkat kali ini adalah "Jalan Tuhan Allah: Jalan Pengharapan. Kegiatan rekoleksi diadakan di Kapel Atas dan diikuti oleh seluruh Frater. Rekoleksi kali ini dibimbing oleh RD. Donatus Dole. Saat membuka sesi, Romo Don mengatakan bahwa orang yang beriman harus memiliki harapan yang besar atau mimpi yang besar. Jika ingin ditelaah lebih jauh, jalan dari Yerusalem menuju Yerikho ini seperti jalur turunan. Mengapa jalan turun? Hal tersebut mau mengatakan inkarnasi Allah melalui Kristus. Allah Mahatinggi mau turun ke dunia. "Walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia" (Bdk. Filipi 2:6-7). Ini ada kaitannya dengan bacaan hari Minggu besok.
Jika dilihat, penginjil Lukas pewartaannya di Lembah yang mau mengatakan bahwa perhatiannya diarahkan pada orang-orang kecil. Kembali melihat lebih dalam, posisi Yerusalem jika digambarkan dalam peta, berada di dataran yang tinggi, sementara Yerikho berada di bagian lembah. Ada tiga kisah yang didalami dalam rekoleksi kali ini. Pertama, Kisah orang buta dan pengemis yang disembuhkan oleh Yesus. Kedua, kisah Zakeus. Dan ketiga, kisah Samaria yang baik hati. Perhatian dipusatkan kepada si Samaria dan orang yang dihajar sampai setengah mati. Kemungkinan besar, orang yang disamun oleh perampok itu berasal dari Yerusalem dan hendak menuju Yerikho. Sementara orang Samaria kebetulan lewat ke situ menuju arah Yerusalem. Jika direfleksikan, baik orang Samaria dan yang dirampok ini menggambarkan Kristus sendiri. Dari sisi orang yang disamun, Yesus dihajar oleh perampok-perampok itu. Karena kelak, Yesus memang akan dihajar di dalam penderitaan-Nya saat akan disalibkan. Banyak dari orang yang lewat, para Ahli Taurat dan kaum Lewi, mengacuhkan orang yang dirampok itu. Sementara orang Samaria itu, datang dan tergerak hatinya oleh belas kasihan. Kata "tergerak oleh belas kasihan" bukan kata-kata asing dan memang, Yesus acapkali tergerak oleh belas kasihan. Lalu orang Samaria itu mendekati si korban. Kemudian, ia menyiramkan minyak dan anggur. Minyak dan anggur merupakan sarana penyembuhan,"Oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh" (bdk. Yesaya 53:5 dan 1 Petrus 2:24). Ia juga membalut luka-lukanya ("Dalam luka-luka-Mu, sembunyikanlah kami"). Menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri. (Jika ada yang pernah melihat video youtube, ada jenis keledai dengan motif punggung berbentuk salib, sehingga refleksi atas tindakan orang Samaria ini semakin dalam), orang ini bisa berarti kita yang mengikuti Kristus, dalam segala kekurangan dan luka-luka kita, diangkat-Nya kita ke atas keledai supaya kita pun memikul salib sama seperti Dia. Kemudian, dibawanya orang itu ke penginapan dan merawatnya. Orang tersebut tidak dibiarkannya begitu saja, melainkan dirawatnya dengan penuh kasih. Lalu, orang Samaria itu mengeluarkan dua dinar. Satu dinar, dalam tafsiran merupakan biaya untuk satu hari. Tetapi kepada pemilik penginapan, orang Samaria itu memberi jaminan bagi si korban dan bahkan memberikan perintah untuk merawatnya. (bandingkan ketika Yesus bertanya kepada Petrus, apakah engkau mengasihi aku? Gembalakanlah domba-domba-Ku). Lalu kemudian, ia berjanji akan datang kembali. Ini seperti janji Kristus yang pergi kemudian akan datang kembali.
0 Komentar:
Posting Komentar